Beternak lele sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat. Ini karena kebutuhan akan lele konsumsi sangat tinggi. Terjadi kelebihan permintaan lele yang besar dan terus menerus. Akibatnya harga lele konsumsi yang terus naik. Bila ingin beternak lele, sekarang lah saatnya. Jangan tunda!!!
Satu sebab kenapa pasokan lele selalu kurang adalah karena jumlah peternak lele yang relatif tidak meningkat. Selain karena masih sedikit peternak yang punya kapasitas produksi yang besar. Hal ini disebabkan banyak yang sudah mencoba beternak lele, lalu berhenti karena gagal. Lele kena penyakit dan mati massal. Kalau pun sampai ke panen, hasil panennya tidak memuaskan. Tidak untung, malah bisa rugi.
Ada 5 sebab utama kenapa beternak lele bisa gagal.
1. NIAT awal yang KELIRU.
Banyak orang ingin berbisnis dengan niat : "Saya akan coba ternak lele ini sekali, dua kali. Bila sukses saya lanjutkan dan kembangkan. Bila gagal, ya saya cari yang lain aja." Niat ini sepertinya wajar dan masuk akal. Tapi ini justru jadi kekeliruan terbesar sebuah niat. Kenapa? Karena bila baru mencoba satu-dua kali, maka kita belum cukup punya pengetahuan, pengalaman, bantuan dari yang sudah sukses. Bayangkan bila niat ini kita miliki ketika mau belajar maen sepeda. "Saya belajar maen sepeda. Bila jatuh 5 kali, saya berhenti aja" Apa akibatnya? Ya akan berhenti belajar!!! Dan gagal jadinya....
2. Kurang memiliki PENGETAHUAN
Dasar kesuksesan adalah pengetahuan. Tanpa pengetahuan yang cukup, kegagalan jadi mudah terjadi. Banyak orang mengira beternak lele itu mudah sekali. Nggak usah belajar, baca buku, ikut pelatihan dan sebagainya. Dengan pengetahuan yang minim dan sedikit sok tahu, ya gagal jadinya. Maka mendapatkan pengetahuan tentang beternak lele menjadi penting. Itu sebabnya ikut pelatihan lele jadi penting. Di pelatihan lele, pengetahuan yang diajarkan fokus dan berdasar pengalaman nyata di lapangan. Pelatihan lele juga jadi pintu gerbang bagi berbagai pengetahuan, jaringan, pertemanan, konsultasi, peluang-peluang dan sebagainya.
3. MASA BELAJAR belum CUKUP.
Berlatih penting. Bertanding yang terpenting. Belajar yang sesungguhnya adalah pada saat praktek sendiri di kolam kita sendiri. Minimal dibutuhkan tiga kali mencoba baru kita bisa paham beternak lele yang sukses itu seperti apa. Itu sebab selesai berlatih, membuka kolam secepatnya menjadi penting. Pada masa belajar ini, selain praktek beternak di kolam kita sendiri, sangat penting untuk terus berkonsultasi dengan fasilitator pelatihan lele kita. Tanyakan berbagai kasus yang kita alami sendiri. Diskusikan berbagai kasus itu dan cari solusinya yang pas sesuai dengan kondisi kita. Pada masa ini, sangat mungkin kita alami kegagalan. Jangan berhenti. Gagal itu artinya kita belum cukup belajar. Terus coba dan terus belajar. Selidiki apa sebab-sebab kegagalan kita dan bagaimana antisipasi dan solusinya.
4. Terlalu BERAFSU .
Melihat peluang pasar bisnis lele, banyak orang yang sangat bernafsu. Dengan modal besar yang dimiliki, mereka membuka kolam dalam jumlah banyak. Mengirim karyawannya untuk juga ikut pelatihan lele, atau bahkan ikut sendiri pelatihan lele tersebut. Dengan semangat dan harapan besar, dimulai lah peternakan besar itu. Segala perlengkapan diadakan. Lengkap. Kolam pun dibuat sangat bagus dan mahal. Lalu apa yang terjadi? Karena masa belajar belum cukup, kegagalan pun terjadi. Dan karena kolam yang dibuat banyak, karyawan juga banyak, maka otomatis biaya awal pun sangat besar. Dan ketika gagal, kerugiannya sangat besar. Dari harapan dan semangat besar berubah menjadi kekecewaan besar. Keputusan besar pun dibuat : BERHENTI !!!.
5. Mendapat MITRA yang CURANG
Dalam bisnis apapun mitra itu penting. Dalam beternak lele, mitra itu adalah pemasok, agen pembeli dan mitra bisnis. Pemasok kaitannya dengan sumber indukan, benih, dan pakan. Agen pembeli adalah mitra yang membeli hasil panen kita. Bila para mitra ini curang, maka gagal pun datang. Indukan tak berkualitas. Benih yang tak seragam dan sakit atau dicampur-campur varietasnya. Pakan yang sulit dan mahal. Hal-hal itu yang biasanya menjadi sebab gagal. Agen pembeli pun banyak yang curang. Mengurangi bobot timbangan, menimbang asal-asalan, pembayaran tidak lancar, dan yang utama menekan harga. Jadinya para agen ini banyak untung, sedang peternak merugi. Akibatnya? Gagal dan berhenti. Mitra bisnis adalah orang yang sudah lama berbisnis lele menawarkan kita untuk buka kolam dan dia yang mengatur budidayanya dengan sistem bagi hasil. Kita pun percaya saja pada kata-katanya. Sehari-hari sang mitra ini yang mengatur. Kita tinggal mendapat laporannya saja. Dengan begini, akibatnya sang mitra ini paling menentukan. Bagaimana bila ia orang yang curang? Habislah kita. Modal kita disedot dengan hasil yang minim. Masih tetap harus bagi hasil lagi hasil panennya. Kerugian itu kita sendiri yang menanggung. Akibatnya? Berhenti!!!
6. KARYAWAN tidak AHLI atau tidak JUJUR.
Banyak orang ingin beternak lele tapi masih tetap bekerja. Pengelolaan diserahkan pada karyawan. Karyawan ini jadi menentukan. Apa yang terjadi bila sang karyawan tidak ahli, pengetahuannya minim atau yang paling parah adalah tidak jujur. Hasilnya pasti kerugian. Berkali-kali rugi terntu membuat kita memutuskan : Berhenti !!!.
Nah, ayo beternak lele. HINDARI 6 HAL PENYEBAB GAGAL DI ATAS